-->

Sejarah Bujuk Sara Bangkalan di Martajazah

Makam yang terdapat di Bujuk Sara ini sebenarnya terdapat 3 yang saling berdekatan...
Bujuk Sara  bangkalan menjadi salah satu makam kramat yang menjad wisata religi di pulau Madura dari sisi barat tepatnya di selatannya makam Syaikhona Muhammad Kholil yang hanya berjarak sekutar 200 meter.

Makam Bujuk Sara kerap menjadi bagian obyek wisata religi yang masih ramai dikunjungi hingga sekarang ini. Banyak rombongan yang nampak hadir untuk berziarah.

Pengunjung yang datang tak hanya berasal dari daerah Madura saja, melainkan dari daerah lain khususnya yang ada di pulau Jawa.

Makam yang terdapat di Bujuk Sara ini sebenarnya terdapat 3  yang saling berdekatan dan beliau semua merupakan kerabat dekatnya. di sebelah kanan makam Sayyid Abdullah,bagian  tengah makam Sayyidah Siti Maisarah, dan di sebelah kiri adalah makam Syeikh Syarifuddin.

Ketika kalian masuk ke area makam ini, segi bagunannya memiliki keunikan tersendiri yang sangat berbeda dengan makam pada umumnya. di pintu gerbang terdapat patung macam.

Selain itu, di area sekitar makam terdapat pagar yang diberi satir. dan untuk paa penziarah harus di luar pagar itu ketika sedang berdoa.

Asal Usul  Buju' Sara Bangkalan di Martajazah

Dahulu ada satu kisah mengeani Sayyid Abdullah, beliau salah satu yang termasuk bagian dari Bujuk Sara. waktu masa itu, merupakan masih pemerintahan Sultan Abdul Kadirun memerintah di keraton Bangkalan atau yang dikenal dengan sebutan sulatn adiningrat II.

Pada suatu ketika, Sultan tersebut ingin mendirikan 16 menara masjid yang ia bangun seperti yang megah sekarang ini yakni masjid agung dengan ukuran 15 meter. 1 menara dari jumlah yang berada kurang 1 meter saja. Hingga pada akhirnya beliau mengumpulkan sebanyak 44 orang berasal dari Jawa dan Madura untuk mendirikan menara tersebut.

Tujuan yang tak lain untuk membuat menara yang kurang 1 meter ini menjadi ukuran yang sama dengan syarat tidak menambal atau bahkan membongkarnya. namun banyak yang tidak menyanggupinya kecuali Sayyid Abdullah.

Setelah itu, Sayyid Abdullah  meminta kain yang berwarna putih dan menutupi menara bagian atasnya bersama 44 orang yang ada.

Beliau membaca Surah Al Fatihah dan Surat Yasin sebanyak 44 kali. Setelah itu, kain tersebut dibuka dari menara yang telah dipasang. dan atas izin Allah ukuran menara tersebut bisa sama tinggi dengan ukuran lainnya.

Dengan kejadian keistimewaan tersebut, lalu sang sulatan memberi hadiah ke Sayyid Abdullah untuk melakukan ibadah haji ke tanah suci makkah dengan menggunakan perahu yang berukuran 170 cm x 90 cm. 

Namun banyak yang gak menyangka dan pikir secara logika sulit sekali karena ukuran perahunya sangat kecil dengan perjalanan yang cukup jauh.

Akan tetapi, hal tersebut tetap terjadi apa lagi Sayyid Abdullah, yang menurut dari beberapa sumber masih mempunyai  keturunan dengan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani yang sebagai WaliyuAllah.

Sepulang dari ibadah haji, perahu yang beliay gunakan mendapatkan musibah dan akhirnya, perahu tersebut tenggelam. Namun, di peristwa tersebut terdapat ikan besar yang masyarakat sekitar menyebutnya ikan Sara yang sedang menolong Sayyid Abdullah.

Mak dari itu, Sayyid Abdullah dan kedua makam lainnya di sebut Bhujuk Sara karena kejadian yang telah menimpa setelah dari tanah suci.

Sebelum beliau (Sayyid Abdullah) wafat, pernah berpesan jika suatu saat telah tiada, nantinya dikuburkan pads tempat yang tak jauh dari pesisiri laut. dan Akhirnya makam sayyid abdullah terletak  di kawasan Martajasah yang tak jauh dari pesisiri laut.


Penutup
Itulah legenda sayyid abdullah sebagai bujuk sara di bangkalan. Sekian dan terima kasih atas kunjungan ke website maduracity - semoga postingan diatas bermanfaat bagi para pembaca.